
segala keindahan dan keromantisan emang enggak pernah aku dapat dari dia, dan aku tidak pernah memaksakan itu. terkadang aku merasa apa yang aku lakukan itu terlalu memaksa, bukan memaksa dia, tapi memaksa diriku sendiri untuk melakukan apa yang tidak mampu aku lakukan. aku tidak pernah berpikir jauh ke depan, dan aku tidak peduli akan jadi apa hasilnya karena yang jelas aku hanya bertahan dan melakukan apa saja yang mampu aku lakukan saat itu.aku pun tidak pernah mengerti isi hati dan otaknya dan dengan mudahnya aku percaya saja dengan apa yang dia katakan walaupun bukti konkrit jarang aku temukan.
dia tidak pernah berbohong dan aku percaya itu, entah atas dasar apa aku percaya semua yang dia katakan..
segala kemewahan dan kesenangan duniawi tidak aku dapatkan darinya dan aku tidak mempermasalahkan itu. kesederhanaannya membuatku jatuh hati. apa yang ada di dirinya semua aku suka, tanpa ada kebohongan dan kemunafikan. aku menyukainya karena dia sederhana, terkesan polos dan lucu. dia tidak pernah memberikan segala hadiah yang diimpikan seorang perempuan dari kekasihnya tapi bagiku apa yang dia berikan untukku adalah lebih dari cukup.
segala perhatian ekstra dan kasih sayang tidak aku dapatkan darinya layaknya seorang laki-laki yang amat menyayangi kekasihnya. aku tahu dia menyayangiku dan perempuan yang disayangi di matanya hanya ada aku (selain ibunya) tapi sikapnya yang tertutup membuatku sering berspekulasi sendiri tentang apa yang dia pikirkan, sayangnya aku tidak pernah tahu karena aku bukan pembaca pikiran. aku hanya mendapatkan kata-katanya sedikit, aku tahu tentang kabarnya sekelebat dan aku dengar tawanya hanya kecil, dan aku... aku hanya tertawa getir ketika aku merasa kurang perhatian darinya, berusaha bersikap biasa saja padahal aku kecewa, kututupi semua tapi sayangnya dia tetap tahu.
segala tindakan manis tidak aku dapatkan darinya. dia hanya bersikap biasa dan tidak ada sesuatu yang spesial. dia bukan laki-laki yang romantis dan aku tahu itu. malah terkadang perkataannya membuat aku sakit dan dia hanya tertawa. aku dan dia seperti teman, walaupun hatiku dan hatinya adalah kekasih.
aku menyayanginya, walaupun terkadang aku merasa lelah menghadapinya. walau terkadang aku berpikir aku terlalu memaksakan diriku untuk bersama dengan orang sepertinya tapi aku bahagia. aku rasa aku mulai bodoh, aku menyayangi dia yang jauh dari apa yang aku harapkan. tapi Tuhan mengijinkan aku untuk memberikan sayang tulus untuknya dan aku bersyukur untuk kesempatan itu. Tuhan tahu aku menyayanginya, Tuhan tahu aku membutuhkannya walaupun mungkin dia bukan pemberhentian terakhirku.
Tuhan baik, aku diberi dia untuk menemaniku walaupun dia tak suka berbicara tapi aku senang dia setia mendengarkan. aku diberi dia untuk menemaniku walaupun dia tak bisa menenangkan aku saat aku menangis namun tawanya bisa membuatku tertawa juga. aku diberi dia untuk menemaniku walaupun dia tak bisa memberikan hadiah yang aku inginkan ketika ulang tahunku, tapi dia memberikan sesuatu yang lain yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
terkadang aku merasa lelah memikirkannya dan aku berpikir dia tidak pernah memikirkanku. aku menangis ketika aku memikirkannya, memikirkan kelakuannya, memikirkan perkataannya dan semua sifatnya selama ini. terkadang aku ingin memakinya, aku ingin menyadarkannya bahwa aku tidak suka, tapi melihat mukanya yang bingung aku tidak sanggup.
Tuhan baik, aku suka dia panik ketika aku marah tapi dia tidak pernah marah ketika aku hanya bisa menangis saat aku merasa sedih atau marah. Tuhan baik, aku ingin dia menjadi laki-laki yang bisa membimbing aku menjadi dewasa, tapi dia lebih memilih untuk menyuruhku menangis untuk mengeluarkan semua emosiku dan dia menunggunya. Tuhan baik, aku ingin dia bisa menasehatiku ketika aku punya masalah, tapi dia lebih memilih untuk diam dan sedikit tertawa sebab dia tidak mengerti apa yang harus dia lakukan dan dia begitu mengertiku, dia paham, aku tak suka dinasehati ketika aku merasa sedih.
aku ingin ketika aku marah dia balik memarahiku karena aku jahat, tapi yang dia lakukan adalah panik dan meminta maaf ketika aku marah dan menutup telepon. aku ingin setiap saat dia mengucapkan kata sayang dan memanggilku seperti layaknya kekasih tapi dia lebih memilih untuk bersikap menjadi biasa saja seperti seorang teman karena perasaan sayang tidak harus dibicarakan setiap saat. aku ingin ketika aku membutuhkannya dia datang seperti pahlawan dan menolongku ketika aku merasa susah, tapi yang dia lakukan hanya datang dalam diam dan berlagak seperti sahabat dan hanya bertanya "apa yang terjadi" dan karena dia aku belajar untuk menyelesaikan masalahku sendiri.
aku tidak pernah berpikir untuk menyakitinya walaupun mungkin dia pernah merasakan kecewa karena perbuatanku. aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya karena aku tidak pernah memiliki alasan untuk meninggalkannya.
aku menyayanginya berbeda, lebih dari sekedar kasih kepada teman atau sahabat, lebih dari sekedar menyayangi untuk seorang kekasih karena aku menyayangi seluruh jiwa dan raganya dan aku tahu itu bukan milikku sepenuhnya.
aku selalu menangis dan ego serta emosiku bermain sendiri, terkadang dia bingung dengan apa yang aku lakukan. aku hanya mengamuk dengan emosiku dan aku hanya membuatnya berpikir "apa yang sedang aku rasakan"
dia bukan mind reader dan apa yang aku pikirkan dia tak pernah tahu bahkan terkadang secara verbal dia salah tangkap arti.
aku tidak pernah tahu apa maksud Tuhan menghadiahkan dia ketika aku membutuhkan orang ketika aku merasa sendiri. aku tak mengerti segala tindakannya terhadapku.
rasa iri terkadang hinggap di hati ketika aku melihat yang lain begitu menikmati hubungannya. aku menikmati! namun sayangnya aku punya kenikmatan yang berbeda dari yang lain dan orang lain tak pernah tahu rasanya.
aku menyayanginya..
ketika aku tertawa dan merasa bahagia aku menyayanginya
ketika aku menangis dan merasa sedih atau kecewa aku menyayanginya
ketika aku marah dan berdiam diri aku menyayanginya
ketika aku berada jauh darinya aku menyayanginya
ketika aku dekat dengannya lebih-lebih aku menyayanginya
ketika aku tak mendengar suara atau tawanya aku menyayanginya
ketika aku mendengar perkataannya yang menyinggung hati aku pun tetap menyayanginya
ketika aku memimpikannya aku semakin menyayanginya
ketika aku berada pada posisi matahari terbit dan kembali tenggelam aku menyayanginya
ketika aku tak tahu apa yang dilakukannya aku menyayanginya
dan setiap saat dan apapun yang aku lakukan aku pun menyayanginya.
begitu absurd apa yang dirasakan dan aku selalu bersyukur. aku paham apapun itu Tuhan hanya meminjamkan. ini bukan suatu keabadian, ketika nantinya aku sadar bahwa dia bukan lagi milikku aku aku tetap bersyukur, aku pernah mengenalnya dalam hidup, memiliki dia dalam hidupku, pernah merasakan kasih sayang, pelukan dan kecupan hanya miliknya untukku.
aku bahagia saat dia tertawa, aku bersyukur sayangku untuknya. tak peduli ketika dia bilang aku berlebihan saat aku mengatakan, 'aku bahagia ketika kamu bahagia, walaupun itu bukan karena aku'
aku manusia selalu memohon, dan Tuhan, kali ini aku mohon ciptakan yang terbaik untukku dan dirinya :)
I will always love you until the end, K