aku selalu berusaha untuk memahami, namun sayangnya aku hanya sebatas tau, enggak lebih dari itu.. sekedar tau belum berarti paham kan ? bagi aku itu sulit. enggak ada suatu hal yang disebut keterbukaan yang memudahkan aku untuk tau segala hal hingga akhirnya aku berspekulasi sendiri tentang apa yang ada dipikirannya dan apa yang akan dilakukannya. tapi aku tidak menemukannya. ketika aku bertanya aku hanya dapat balasan 'tidak ada apa-apa' dan seakan-akan tidak ada yang terjadi.
how can I tell you about my problem if you are the main problem?
dia sering bertanya ada apa dengan diriku, aku hanya bisa meyakinkannya bahwa semua baik-baik saja, walaupun nyatanya tidak seperti itu. dia menuduhku berbohong, ya memang aku berbohong, tapi tidak akan pernah mengubah apapun juga kan jika aku beritahu padanya?
bagaimana aku menceritakan masalahku jika sebenarnya dia adalah masalahku?
ada seorang pernah bilang ke aku, jangan pernah pergi menangis kepadanya karena dia bukan tempat yang cocok untuk menangis, walaupun aku tidak akan mendengar penolakan darinya tapi aku tidak mendapatkan sebuah ketenangan yang aku inginkan.
aku selalu berusaha untuk menahan air mataku, menyetel suaraku seperti biasa ketika ditelpon sehingga jangan sampai terdengar ada isakan ketika dia mendengar suaraku di telpon. aku berusaha untuk bersikap biasa saja, seakan tidak ada apa-apa. hey! dia bisa seperti itu dan mengapa aku tidak bisa? walaupun terkadang aku rindu ingin dimanja, ingin dipanggil sayang; tapi aku tidak pernah mendengar itu keluar dari mulutnya.
aku sudah berusaha untuk memberikan perhatian seharusnya, apapun aku lakukan untuknya bahkan aku tidak pernah memikirkan perhitungan untung rugi jika menyangkut soal dirinya. aku coba untuk menyenangkannya, tapi sepertinya aku bukan badut profesional yang bisa menghibur.
dia begitu tertutup, padahal aku ingin berusaha memahaminya, sedikiiiiit saja. namun aku tidak pernah memiliki kesempatan itu. lagi-lagi aku hanya berspekulasi sendiri dan melakukan apa yang bisa aku lakukan dan balasannya aku hanya dibilang 'berlebihan'
apa yang kurang dariku, berkali-kali aku berkaca tapi aku tidak menemukan jawabannya. kaca saja bisa berbohong, buktinya kuangkat tangan kiri si kaca mengangkat tangan kanan, bohong kan?
apa kesalahan yang aku lakukan?
aku butuh seseorang ketika aku menangis seperti ini, tapi aku tak percaya orang lain. aku butuh dirinya, tapi apa yang harus aku sampaikan padanya ketika nanti aku berlari untuk menangis padanya? sedangkan seharusnya aku tidak menangis di depannya. lantas? aku harus kemana ?
aku lelah berusaha untuk memahami. aku lelah untuk memaksakan diriku melakukan apa yang tidak mampu aku lakukan, aku butuh berisitirahat. istirahat yang seperti apa? aku tidak punya waktu luangnya dan sekelebat aku harus berusaha lagi berakting segalanya baik-baik saja.
dia tau aku sangat rindu dirinya, tapi pedulikah dia ketika aku terposisikan di nomor sekian? aku rindu pelukannya, tapi sayangnya dia tidak ada waktu untuk memelukku. aku rindu panggilan sayangnya.
apa iya, aku menyayangi orang asing? yang sebenarnya aku tidak tau siapa dia, bagaimana dia dan seperti apa dia? dia asing, bahkan aku tidak pernah tau apa yang dia rasakan, begitu tertutup. pacar seperti apa aku ini?
begitu banyak keluhan tapi aku tidak paham penyelesaian, aku tau aku belum dewasa, aku tidak tau langkah pendewasaan diri. yang jelas aku masih berpikir seperti ilalang, labil dan tidak terarah...
No comments:
Post a Comment